Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin



Assalamu’alaikum warohmatulloohi wabarokaatuuh

Salam dan Bahagia Bapak Ibu guru hebat..

Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin dalam Program Guru Penggerak Angkatan 7.

Tujuan Pembelajaran Khusus: 

1.      CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.

2.      CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

 

Kegiatan Pemantik:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert


·       Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Kaitan kutipan di atas dengan pembelajaran yang sedang saya pelajari adalah tersirat bahwa sebagai seorang guru, kita harus mampu memberikan pendidikan dan pengajaran yang paling mendasar yaitu etika. Hal ini karena etika merupakan dasar dari proses pengambilan segala keputusan. Bila seseorang memiliki etika yang baik, maka ia akan mampu membuat keputusan yang baik pula, yang sudah tentu berpijak pada nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid serta dapat dipertanggungjawabkan. Ke depannya, hal ini sangat berguna bagi murid karena ia akan dapat menentukan arah dan cita-cita sesuai dengan potensi diri.


·       Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam setiap pengambilan keputusan hendaknya didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid sehingga akan dapat mewujudkan budaya positif dan berdampak baik pada lingkungan kita.


·       Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran hendaknya kita mampu menyelenggarakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Hal ini dapat diimplementasikan melalui pembelajaran berdiferensiasi dimana guru berhak memutuskan pembelajaran seperti apa yang akan ia berikan kepada murid-muridnya sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Dengan mengutamakan murid, maka kita telah mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid dan melibatkan murid dalam pengambilan keputusan.

 

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.


Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

 

Maksud dari kutipan tersebut jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah saya alami di modul ini adalah bahwa melalui pendidikan kita diajarkan untuk memiliki kepekaan dalam tindakan, yaitu dengan mengetahui etika dalam berperilaku yang berupa nilai, norma dan moral yang menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu perwujudannya adalah ketika kita harus mengambil sebuah keputusan saat dihadapkan pada dilema etika atau bujukan moral dimana harus memperhatikan paradigma, prinsip dan langkah pengambilan keputusan. Dengan kata lain, orang yang berpendidikan sudah seharusnya memiliki etika yang baik.

  

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

·       Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

1.      Ing Ngarso Sung Tulodho

Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan hendaknya memberikan teladan dan contoh dalam membuat keputusan yang bijak bagi muridnya.

2.      Ing Madyo Mangun Karso

Sebagai pemimpin hendaknya mampu memberi semangat, memberdayakan dan membangun inovasi dalam membuat sebuah keputusan bagi muridnya.

3.      Tut Wuri Handayani

Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan hendaknya memberikan keputusan yang mampu mendorong kolaborasi dan meningkatkan kinerja murid.

 

·       Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang seharusnya tertanam dalam diri kita sebagai guru adalah berpihak pada murid, inovatif, kolaboratif, reflektif dan mandiri dimana nilai-nilai tersebut sangat berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan yang berpijak pada nilai-nilai kebajikan universal antara lain keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, berkomitmen, percaya diri, kesabaran, keamanan dan lain-lain.

 

·       Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator merupakan bekal dalam melakukan proses pengambilan dan pengujian keputusan dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Keterampilan coaching ini membekali seorang guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Salah satu tujuan kegiatan coaching adalah mengeksplorasi kemampuan atau potensi yang ada pada diri coachee. Jika dikaitkan dengan modul ini, berarti mengeksplorasi kemampuan coachee dalam mengambil keputusan yang bijak. Melalui proses coaching, coach dapat membantu coachee untuk mengeksplorasi keputusan yang berpihak pada murid sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

 

·       Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dalam proses pengambilan keputusan diperlukan beberapa kompetensi. Selain keterampilan coaching, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional yaitu kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Karenanya guru harus memiliki keterampilan dalam proses pengambilan keputusan khususnya masalah dilema etika.

 

·       Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Nilai-nilai yang dianut seorang pendidik, seperti keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, berkomitmen, percaya diri, kesabaran, keamanan dan lain-lain sangat mempengaruhi dalam proses pengambilan suatu keputusan, baik yang berupa dilema etika maupun bujukan moral sebab dengan nilai-nilai ini seorang pendidik akan mampu memprediksi segala konsekuensi yang akan timbul dari sebuah keputusan yang dibuat, tentunya dengan telah menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

 

·       Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat sudah tentu didapat bila ditempuh dengan cara yang tepat pula, yaitu dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang berdasar pada nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan keputusan yang tepat diaharapkan mendapat solusi yang terbaik yang mengutamakan kepentingan bersama dan tidak ada pihak yang dirugikan. Dengan demikian, tentu akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

·       Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Adapun yang menjadi tantangan untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika di antaranya adalah adanya pemikiran dari tiap individu atau kelompok yang saling bertolak belakang, dan itu memang wajar terjadi dalam lingkungan kita. Di sini tinggal bagaimana cara kita untuk meminimalisir atau bahkan menghilangkan perbedaan atau pro kontra tersebut. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan saling terbuka, menjalin komunikasi yang baik, bekerjasama dan berkolaborasi guna memetakan suatu masalah dilema etika karena erat kaitannya dengan perubahan paradigma yaitu individu vs kelompok, keadilan vs kasihan, kebenaran vs kesetiaan atau jangka pendek vs jangka panjang.

 

·       Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Seorang guru harus mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar murid mulai dari kesiapan, minat dan profil belajar murid. Dengan memahami itu semua, maka guru akan dapat memutuskan strategi pembelajaran apa yang akan diterapkan kepada murid-muridnya dengan memaksimalkan potensi mereka. Hal ini dapat diimplementasikan melalui pembelajaran berdiferensiasi, baik diferensiasi konten, proses maupun produk. Dengan demikian, terwujudlah pengajaran yang memerdekakan murid-murid, yaitu pembelajaran yang berpihak pada murid.

 

·       Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Dalam mengambil sebuah keputusan, seorang guru harus benar-benar memperhatikan banyak hal dan berpijak pada nilai-nilai kebajikan, karena apapun yang menjadi keputusan guru akan berdampak pada murid. Murid akan menjalani apa yang menjadi keputusan guru dan sudah tentu akan tertanam dalam diri mereka yang sudah tentu terbawa sampai kelak di masa depan.

 

·       Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dalam mengambil sebuah keputusan, haruslah berlandaskan filosofi Ki Hadjar Dewantara serta berpegang teguh pada nilai dan peran guru penggerak. Guru pun juga harus memiliki kompetensi sosial emosional serta keterampilan coaching yang baik dengan memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar didapat keputusan yang berdasar pada nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid serta dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, murid dapat merasakan merdeka belajar yang akan berdampak bagi masa depannya.

 

·       Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

ΓΌ  Perbedaan mendasar antara dilema etika dan bujukan moral dapat dilihat dari kedua pilihan kasusnya. Jika dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama benar maka termasuk ke dalam dilema etika, namun jika salah satu benar dan yang lain salah maka termasuk ke dalam bujukan moral.

ΓΌ  Paradigma dilema etika:

1.     Individu lawan kelompok (individual vs community)

2.     Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3.     Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4.     Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

ΓΌ  Prinsip pengambilan keputusan:

1.     Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

2.     Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

3.     Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

ΓΌ  9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan:

1.     Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2.     Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3.     Kumpulan fakta-fakta yang relevan dengan kasus ini

4.     Pengujian Benar atau Salah (Uji Legal, Uji Regulasi/Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji Publikasi dan Uji Panutan/Idola)

5.     Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

6.     Melakukan Prinsip Resolusi

7.     Investigasi Opsi Trilema

8.     Keputusan

9.     Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

ΓΌ  Hal di luar dugaan yang saya dapatkan pada modul ini adalah ketika kita dihadapkan pada kasus dilema etika, maka kita perlu untuk melakukan Investigasi Opsi Trilema, yaitu untuk mencari solusi di luar dua pilihan yang ada agar muncul solusi kreatif yang dapat diterima semua pihak.

 

·       Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Ya, pernah, namun saat itu bila mengambil keputusan langsung saja diputuskan apa yang saya anggap benar tanpa mempertimbangkan banyak hal.

Setelah mempelajari modul ini, saya baru mengetahui bahwa jika kita dihadapkan dalam situasi moral dilema, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.

 

·       Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dengan mempelajari modul ini, sudah tentu sangat berdampak besar bagi diri saya, khususnya tekait tentang bagaimana seharusnya mengambil sebuah keputusan. Sebelumnya, saat mengambil sebuah keputusan tidak mempertimbangkan banyak hal, namun setelah mempelajari modul ini, bila hendak membuat keputusan, maka harus memperhatikan paradigma, prinsip serta langkah-langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan.

 

·       Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

    Modul ini sangat penting untuk dipelajari, baik sebagai seorang individu maupun sebagai seorang pemimpin. Utamanya sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya menjadi tahu apa yang harus saya lakukan dalam membuat sebuah keputusan yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.



    Berikut merupakan video tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin.


Demikian tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin saya, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Salam dan bahagia Ibu dan Bapak Guru hebat..
Ayo kita tergerak, bergerak dan menggerakkan..
Salam Guru Penggerak..
Guru Bergerak, Indonesia Maju  

Wassalamu’alaikum warohmatulloohi wabarokaatuuh

Post a Comment for "Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin"